Oleh : Faisal Manoppo (Orang Mogolaing)
Alkisah seorang pemuda mencoba mengingatkan kepada si orang tua perokok yang sudah berusia 60-an tahun. Kepada orang tua yang sedang asyik dengan hisapan batang terakhirnya, pemuda ini mengatakan, dia punya teman berusia muda tapi lekas mati karena sering merokok. Namun, dengan nada enteng, orang tua ini menjawab, ente tau, ada orang tua yang lebih tua dari saya di belakang rumah, umurnya kini sudah 99 tahun dan masih hidup, tapi dia tetap merokok. Si pemuda tanya heran, “Kenapa?” Sambil mengembus asap terakhirnya ke udara, orang tua ini menjawab, “Karena itu kakek nda gila deng orang pe urusan.”
Mancing di akhir pekan, nyaris tidak pernah saya lewatkan. Sabtu (6/4) siang sambil menikmati lanskap di tepi pantai Selatan, teman sehobby yang kerap tidak pernah lepas telepon seluler pintar digenggamannya, memaklumatkan hebohnya para netizen di sebuah grup ‘populer’ di layanan jejaring media sosial. Mereka sibuk mengomentari terkait unggahan tautan oleh salah pengguna akun media sosial. Sejumlah netizen hadir berperan macam karakter; ada yang merasa dikorbankan, tukang cari tahu, sang pembela, ‘provokator’, dan tukang cari-cari orang pe urusan. Kebutulan, orang yang terakhir ini, saya kenal betul.
Sejak zaman era millenium, Sehan Ambaru cukup dikenal oleh kalangan pemuda nyentrik dan beberapa pejabat di Kotamobagu. Sepak terjangnya di dunia lembaga swadaya masyarakat—yang dibangun-perankannya sendiri—dia kerap hadir di hampir segala (orang pe) urusan. Karenanya, membuat dia menjadi bak seleb di sejumlah media massa. Pun wartawan menggunakan perannya, sekadar meramaikan opini dengan tujuan menarik minat pembaca. Boleh jadi, segala laku perannya ini, (telah) menghantarkan dia ke dunia birokrat. Lho, kok bisa? Itu dia pe urusan.
Entah apa motivasi hidup yang dipegang-teguhnya. Statusnya kini sebagai PNS, tak urung dia masih menggeluti dunia tukang gila urusan ini. Mungkin karena media massa—tidak terkecuali pembacanya—sudah bosan dengan melulu kehadiran dia menjadi sumber berita, Sehan beralih ke jejaring sosial (ini lebe soe lagi). Dan sepertinya dia lebih leluasa menjadikan alat pemuas ‘propaganda’ yang efektif dan praktis memainkan peranannya. Memang tidak ada yang mau segila dengan urusannya. Tapi mungkin sudah menjadi karakter bahwa yang bersangkutan sudah gila (orang pe) urusan.
Kehadirannya—di jejaring sosial—yang kini menjadi liar, Anda yang mungkin—sudah, akan—berurusan; diurusi; mungkin dicampuri urusan, dengan Sehan Ambaru, harap maklum adanya. Pemimpin yang ada di atasnya, tidak diragukan lagi tidak mampu ‘mengendalikan’ ke-gila-an dia mengurusi segala (orang pe) urusan. Mungkin saja sang pemimpin tengah dilanda kebingunan karena bingung tidak ada tempat (jabatan) yang tepat baginya.
Bila boleh saran, bagi siapa yang mau urusannya diurusi atau segala macam urusan, Sehan Ambaru adalah orang yang tepat. Recommended. Apakah urusan yang dia urusi ini jadi seperti apa, itu urasan belakangan. Terpenting dia yang urus, itu sudah menyenangkan buat dia. Bahkan tanpa diminta pun akan dia urusi. Atau saran tambahan, baiknya Sehan Ambaru berkolaborasi dengan si ‘Panna Pai’ yang (juga) kini viral di jejaring sosial se jagad BMR. Supaya kekinian, nda Ndesoo…
Terakhir, mau cari urusan, temukan #Sehan Ambaru. (***)