BOLMONG, dutademokrasi.com— Sebuah pergelaran seni teatrikal mengangkat Pingkan-Matindas dalam Cahaya Bidadari Minahasa yang dipentaskan oleh Institut Seni Budaya Independen Manado (ISBIMA), dinilai mencoreng leluhur Raja Loloda. Teatrikal yang digelar di Eks Kantor DPRD Sulawesi Utara, melecehkan Raja Bolaang Mongondow.
Tersirat dalam cuplikan yang ditayangkan live streaming Kawanua TV Manado, Raja Loloda yang disakralkan oleh warga Totabuan, justru haus akan wanita. Pingkan sebagai Keke Minahasa menjadi incarannya sampai berujung pada nyawanya yang dihabiskan oleh prajuritnya sendiri atas perintah Pingkan dan digantikan oleh Matindas.
Karya Sutradara Achi Breyvi Talanggai, mendapat kecaman dari semua pihak di Bolaang Mongondow Raya. Salah satu yang mengecam keras, Bupati Bolaang Mongondow Dra Hj Yasti S Mokoagow yang notabene masih memiliki garis keturunan Raja Loloda Mokoagow. “Raja Loloda Mokoagow sangat ‘disakralkan’. Sebagai keturunan Raja Loloda Mokoagow, mengutuk pentas seni yang disutradai oleh Achi Breyvi Talanggai,” tegas Bupati Yasti.
Menurut bupati, apa yang diceritakan di teater itu sudah mencoreng kehormatan dan harga diri orang Bolaang Mongondow. Sebab telah menodai nilai sejarah dan terpenting harus dipahami, Raja Loloda Mokoagow adalah panutan, kehormatan, harga diri seluruh rakyat Mongondow. “Ini sungguh sangat melukai hati rakyat BMR. Harusnya sang sutradara punya etika dalam menampilkan karya seni, punya dasar alasan dalam menulis, ini pelecehan terhadap rakyat BMR, harus ada tindakan hukum terhadap karya seni yang jelas menyinggung SARA. Jangan mengangkat harkat suku lain, kemudian menjatuhkan suku Mongondow,” katanya.
Selanjutnya, Yasti S Mokoagow dengan tegas menyatakan kejadian yang menyinggung seluruh rakyat Bolaang Mongondow ini, tidak boleh dibiarkan.
“Ini tidak boleh dibiarkan. Kami akan melaporkan masalah ini secepatnya ke pihak penegak hukum,” ucap Pimpinan Adat tertinggi daerah ini.
Yasti mengaku menghargai seni. Namun tidak demikian yang dibuat para seniman untuk mendapat keuntungan. Apa terlebih seorang Raja Loloda Mokoagow yang bagi warga Mongondow sangat dihargai dan dihormati.
Kendati demikian, Ia meminta agar warga BMR untuk tidak terprovokasi, dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparta hukum untuk ditindaklanjuti.
Setelah menerima informasi, Yasti mengaku langsung mencari tahu, siapa sutradaranya sekaligus sumber dananya dari mana. (cepe)