“Guru Bak Pelita Penerang Dalam Gulita, Jasamu Tiada Tara”
Mungkin kita masih ingat sepenggal lirik lagu yang dulunya kita sering nyanyikan saat masih duduk dibangku sekolah dasar. Betapa guru adalah sebagai penerang ibarat lampu (the light of the darkness), menginspirasi mereka pada kemuliaan dan keadaban.
Dengan semangat pendidikan yang selalu mereka kobarkan di negeri ini, para guru pun layak disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Perjalanan kemajuan bangsa inipun tak lepas dari peran guru dalam mewujudkan cita-cita mulia bangsa ini yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dimasa Pandemi Covid-19, eksistensi dan peran guru seolah sedang diuji. Betapa tidak, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah diberhentikan entah sampai kapan waktunya. Belum bisa dipastikan. Tak lain penyebabnya adalah virus corona yang mewabah hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk di negara kita, Indonesia.
Praktis, karena peristiwa ini melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI mengeluarkan surat edaran Bernomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona. Surat edaran ini antara lain berisi mengenai kebijakan Mendikbud mengenai proses Belajar Jarak Jauh (daring) atau disebut juga Belajar dari Rumah (BDR).
Dalam kondisi yang tidak biasa ini, guru dituntut harus kreatif dan inovatif. Teknologi menjadi salahsatu solusi yang dapat membantu proses belajar dari rumah (daring online). Baik itu, internet maupun media elektronik yang difasilitasi juga oleh Kemendikbud melalui stasiun TVRI. Proses belajar mengajar yang menggunakan fasilitas media teknologi tidaklah mudah. Selain, guru dituntut menguasai Informasi dan teknologi, pun sarana prasarana seperti internet, handphone, laptop dan televisi harus ada.
Keterbatasan media pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di masa pandemi covid-19 memang sangatlah menyulitkan para guru dan siswa. Apalagi di daerah-daerah yang tidak memiliki akses internet. Akan tetapi, keterbatasan media tidak lantas menjadikan para guru hanya berdiam diri saja di rumah sambil ‘ongkang-ongkang’ kaki dan menunggu gajian. Guru harus memiliki metode dan strategi khusus agar KBM tetap berjalan dan anak-anak tetap belajar seperti biasa kendati itu dilaksanakan di rumah masing-masing. Toh, pada masa lalu juga proses KBM tetap berjalan tanpa media internet dan televisi.
Guru harus mampu memberdayakan fasilitas yang ada, termasuk modul dan buku. Karena pembelajaran di masa pandemi covid-19 tak harus selalu menggunakan metode daring (online) akan tetapi pembelajaran luring (offline) pula perlu diterapkan jika tidak tersedia fasilitas internet. Untuk pembelajaran luring, guru perlu memberikan tugas berupa rangkuman materi atau LKS (lembar kerja siswa). Waktunya juga perlu ditetapkan oleh guru agar efektif dan tidak terokus pada satu materi saja. Guru harus terus membimbing, memantau dan mengontrol serta setiap materi perlu dievaluasi agar dapat diketahui setiap perkembangan belajar siswa di rumah.
Belajar dari rumah juga, dapat difokuskan pada pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Misalnya; siswa diberi tugas untuk mewawancarai keluarga di rumah mengenai covid-19 atau tentang kesehatan dan kebersihan. Ini juga penting dilakukan sebagai pendidikan kecakapan hidup bagi siswa itu sendiri. Pembelajaran dari rumah juga bisa bervariasi disesuaikan dengan minat dan bakat siswa. Karena selama ini kita ketahui bersama, bahwa proses KBM selalu terbebani dengan cakupan materi dan ketuntasan kurikulum yang tak hanya membuat para siswa jenuh akan tetapi membuat guru stres pula.
Dengan begitu, proses KBM dari rumah atau pembelajaran daring tetap bisa kita laksanakan tanpa terbebani ketuntasan kurikulum. Dan paling penting dari pembelajaran daring jika dilaksanakan dengan baik, adalah pengalaman belajar siswa terasa lebih bermakna karena guru memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada siswa, mengenai; kemampuan, kecakapan, minat dan bakatnya.
Akhirnya dipenghujung tulisan ini, saya menitipkan pesan kepada seluruh pahlawan pendidikan, bahwa dimasa pandemi covid-19, semangat kita tidak boleh surut. Jika kesehatan adalah tugas dari dokter, maka tugas kita para guru, menjadikan setiap individu lebih bermanfaat bagi semua individu lainnya, termasuk sebagiannya lagi mereka menjadi dokter.
Oleh : Subagio Manggopa, S.Pd
(Penulis pernah Menjadi Guru Berprestasi di Kabupaten Bolmong Selatan Tahun 2015. Penulis juga pernah mengajar di SMPN 4 Lion, SMK Cokro Salongo, SMP Cokro Salongo, SMPN Satap Posilagon, SMPN 1 Molibagu, SMPN 1 Bolaang)
HEBAT PAK KASI LANJUTKAN
Mojago tulisan tanaa pak kasi