BOLMONG, dutademokrasi.com— Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow selalu melakukan antisipasi dalam pelonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat. Terlebih lagi ditengah kondisi penanganan pencegahan covid 19 dalam bulan suci ramadhan 1441 hijriah. Beragam harga kebutuhan pokok menjadi perhatian pemerintah.
Bahan pokok Gula Pasir misalnya. Sebelumnya telah terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan menjadi 18.000 hingga 20.000 per kilogramnya. Kondisi ini tak lepas dari pantauan daerah yang melihat dengan cermat pergerakan harga di lapangan. Kondisi ini masih bertahan hingga saat ini.
Plt Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Tonny Toligaga mengatakan pihaknya sudah dari jauh hari melihat kondisi tersebut. Bahkan dalam kesempatan itu juga, pihaknya melakukan koordinasi secara langsung dengan Pemerintah Provinsi Sulut untuk menekan kenaikan harga yang semakin hari semakin meningkat.
“Kondisi ini memang sudah dialami sejak beberapa waktu yang lalu. Pergerakan harga setiap hari mengalami peningkatan, sehingga perlu penanganan langsung pemerintah untuk menekan melonjaknya harga gula pasir di pasar. Sejauh ini masih bertahan pada harga demikian,” terang Tonny.
Menurut Tonny, pergerakan kenaikan harga yang terjadi saat ini dikarenakan oleh kondisi negara ditenga penanganan pencegahan penyebara covid 19 yang berpengaruh terhadap import daerah. “Ketika import barang mengalami penurunan, pasokan penerimaan bahan baku juga akan mengalami penurunan. Disitulah kelangkaan terjadi untuk bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Ketika terjadi kelangkaan barang, maka harga jual mengalami peningkatan. Hukum ekonomi yang berlaku dipasar,” jelas Kadis Perindag dan ESDM Bolmong.
Tonny berharap , kondisi ini dapat kembali normal. “Mudah-mudahan kondisi ini dapat kembali normal seperti biasa. Kita bersyukur karena kebutuhan pokok lainnya masih terbilang murah dan tidak menaglami kenaikan harga. Hanya gula pasir ini yang harganya masih tetap tidak mengalami penurunan. Kita mengantisipasinya dengan ketersediaan pangan daerah yang ada,” ujarnya. (cepe)