Aku Bukan Siapa-Siapa
Oleh : Herson Mayulu (Mantan Bupati Bolsel)
Ketika sauh terangkat, haluan terarah menuju samudera luas. Kapalku bergerak maju kedepan mengikuti arah mata angin, perlahan namun pasti. Selama waktu Sembilan Puluh bulan.
Gelombang dan badai silih berganti datang menerpa namun kubertahan dibelakang kemudi mempertahan buritan kapalku agar tetap dalam arah kompas dan tidak berbelok arah. Para masinis, kelasi dan ABK silih berganti pula seiring dengan berlalunya waktu. Merekapun berkenbang trampil sesuai potensi. Yang impoten tersingkir dengan sendirinya, pemula jadi mahir, yang mahir jadi trampil dan akhli.
Tujuan masih jauh diufuk garis katulistiwa seolah fatamorgana namun bukan tidak mungkin tuk digapai. Satu tekad se visi, se fikir, selangkah tiada pilihan kalian selain bergerak maju. Bahkan harus berlari karena yang lain juga sedang berjalan. Tiada ragu dalam diri ini ketika kalian ada dalam kapalku karena ku yakin kalian tidak mau bahtera ini kandas bahkan karam tenggelam dalam luasnya samudera yang terbentang. Jangan pernah takut dgn alang rintang, karena jika ingin yang terbaik wajib lolos darinya.
Nakoda yang baru telah trampil dan teruji. Dia mampu berada dibelakang kemudi. Kapal akan tetap maju jika semua kalian tetap menjunjung tri matra sebagai jati diri.
“Aku bukan siapa-siapa, hanyalah manusia biasa, tapi menjadi luar biasa saat kalian semua memiliki asa ya harapan,”
Hiduplah dengan selalu punya harapan karena yang telah lalu hanya jadi masa lalu. Hari ini adalah kenyataan sedangkan hari esok masih harapan. Syukur dan terima kasih wahai sahabat sekalian. “Jika ada jarum yang patah jangan simpan di dalam laci, jika ada tingkah laku yang salah jangan simpan didalam hati,”
lajulah laju perahu laju, semua bisa jikalau mau. Tabe…… (*)