BOLSEL, dutademokrasi.com— Kesepakatan yang dibuat oleh Perusahaan Pertambangan PT Jresourses Bolaang Mongondow (JRBM) terhadap warga lingkar tambang tidak berjalan dengan baik. Wargapun menuntut hak mereka sesuai dengan kesepatan yang sudah dibuat bersama. Pasalnya dalam proses pelaksanaan kegiatan pertambangan, yang menerima imbas adalah warga. Sehingga tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat ini akan ada demo kembali dari warga lingkar tambang.
Berdasarkan keterangan dari Camat Pinolosian Timur Imbran Mamonto kepada wartawan kemarin mengatakan beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan seperti pembuatan air bersih di Desa Dumagin, tidak sesuai dengan harapan warga. “Sebagamana laporan dari warga kepada pemerintah kecamatan, dimana pipa-pipa saluran air itu hanya menggunakan kapasitas kecil. Tidak sesuai dengan kesepakatan awalnya. Warga menuntut untuk ada penggantian dari pihak perusahaan,” ungkap Imbran.
Disampaikannya, dari pihak perusahaan sebelumnya ketika diminta tanggapan oleh warga sudah mengiyakan apa yang menjadi permintaan tersebut. “Hanya saja sampai saat ini tidak ada upaya perbaikan ulang oleh pihak perusahaan. Merekapun mulai marah dan melapor kepada kami pemerintah kecamatan,” terang Imbran.
Menurutnya Pemerintah Kecamatan hanya bisa memediasi antara warga dengan pihak perusahaan PT JRBM. “Kami selaku pemerintah hanya bisa menjadi mediator antara warga dengan pihak perusahaan. Warga mengancam akan melakukan demo ulang terhadap perusahaan. Nah, ini saya menjaga stabilitas dalam daerah, mengingat juga beberapa hari kedepan ada perayaan Natal bagi umat kristen, jadi saya harus mengambil inisiatip untuk sementara waktu baru memanggil sangadi-Sangadi di wilayah lingkar tambang,” ucap Imbran.
Dia juga menambahkan, jika apa yang sudah menjadi permintaan dari masyarakat, yang sudah disepakati sejak awal dengan pihak perusahaan tidak diakomodir dengan baik, terang saja warga akan berontak dengan sikap perusahaan yang hanya menyepelekan rakyat. “Jelas saja warga akan berontak jika kesepakatan terabaikan. Pembangunan desa yang dibuat selama ini juga belum jalan, namun sikap dari pemerintah harus kami atasi. Jangan sampai terjadi hal-hal lain yang tidak kita inginkan,” ujarnya. (Firman)