BOLSEL, dutademokrasi.com — Nasib malang diterima oleh pasangan keluarga Irman Mursali dan Satina Manoppo, anak kandung pasangan keluarga ini, Fitrah Mursalih (11) menderita gizi buruk. Cacat bawaan sejak lahir menjadikan putra kesayangan mereka harus dirawat selama ini.
Ditengah himpitan ekonomi yang hanya pas-pasan saja, pasangan keluarga ini hanya merawat Fitrah di rumah. Tak punya biaya untuk melakukan perawatan lebih di Rumah Sakit. Kabarnya juga keluarga ini tidak terdaftar dalam Jamkesmas di wilayah.
Saat didatangi dutademokrasi.com Sabtu (17/12/2016) kemarin, keluarga ini yang tinggal di Desa Lion Kecamatan Posigadan, menyambut dengan baik. Terlihat Fitrah hanya terbaring saja diatas tempat tidur dan tak berdaya. Bak Tulang terbungkus kulit, penderita Gizi Buruk ini hanya dirawat di rumah saja.
Penuturan dari pihak keluarga, pekan lalu sempat Fitrah yang malang ini mengalami panas demam yang tinggi. Biaya keluarga hanya mampu membawah Fitrah ke Puskesmas saja. Sempat dilakukan perawatan oleh pihak Puskesmas Posigadan. Setelah keadaan berangsur membaik, panasnya sudah mulai turun, Fitrahpun diminta oleh pihak keluarga pulang dan dirawat di rumah dalam kondisi yang memprihatinkan. Alasannya karena tidak ada biaya untuk membayar perawatan anak malang ini.
Dari data yang diperoleh dari Puskesmas Posigadan, Fitra Mursalih berumur 11 tahun hanya memiliki berat badan 8 kg. Cacat bawaan sejak lahir, Fitrah dibawah pengawasan dari Pemerintah Provinsi. Kejadian Luar Biasa (KLB) bagi Fitra Mursali (11) perjuangan hidup mampuh bertahan hingga saat ini.
Kepala Puskesmas Posigadan I Nyoman Karta saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. “Iya. Sempat anak itu, dirawat di Puskemas sini. Tapi pihak keluarga meminta segera keluar dan melakukan perawatan di rumah. Alasan mereka karena tidak ada biaya, padahal Pihak kami tidak meminta biaya perawatan terhadap anak tersebut,” kata Nyoman.
Lanjut Nyoman, Puseksmas mengeluarkan Surat Rujukan kepada Fitra Mursali untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit yang lebih baik lagi, namun pihak keluarga yang menolaknya. “Kami mengeluarkan rujukan ke RS Prof. Kandow Malalayang-Manado, untuk menjalani perawatan lebih intensif lagi terhadap kondisi Gizi buruk yang dialami oleh Fitra Mursali, namun kami juga tidak bisa berbuat apa-apa, kembali lagi kepada pihak keluarga,” jelas Nyoman.
Nyoman juga menjelaskan sebelumnya Fitra Mursalih sudah tercatat sebagai penderita gizi buruk. Cacat bawaan sejak lahir, kaki dan tangannya kaku membuatnya susah untuk melakukann aktifitas. Kejadian inilah yang membuat Fitrah berangsur mengalami penurunan berat badannya. “Bantuan berupa susu dan makanan bergizi sering disalurkan oleh Puskesmas untuk tambahan gizi. Namun tetap saja tidak bisa mengalami perubahan. Bahkan dari Dinas Kesehatan Provinsi sudah menangani kasus Fitrah ini. Saran yang sama dari Dinas Kesehatan Provinsi, merawatnya di Rumah Sakit,” terang Nyoman. (syahril)