BOLMUT, dutademokrasi.com – Tingginya angka penderita penyakit Tuberkulosis saat ini, dimana pada data WHO memperkirakan insiden TBC tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000 penduduk sedangkan TBC-HIV sebesar 36.000 kasus pertahun atau 14 per 100.000 penduduk. Kematian karena TBC diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk, dan kematian TBC-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk. Dengan insiden sebesar 842.000 kasus pertahun dan notifikasi kasus TBC terbesar 442.172 kasus, maka masih ada sekitar 47% yang belum ternotifikasi, baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan. Menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Daerah kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Sehingga pada momen kegiatan Gerakan Penemuan TBC Melalui Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan di Gedung Olah Raga Desa Dalapuli Kecamatan Pinogaluman, Bupati Bolaang Mongondow Utara Drs Depri Pontoh melalui Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kehumasan Sekda Bolmut Jacomina H. J. Mamuaja,S.Pd mengajak kepada masyarakat untuk dapat mendukung program pengendalian penyakit TBC yang pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tersebut.
Dalam sambutan, Bupati mengharapkan masyarakat dapat menggerakkan hati setiap orang untuk menyadari bahwa eliminasi TBC bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi tanggung jawab setiap individu yang ada baik sehat maupun sakit. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pemangku kebijakan dalam mendukung program pengendalian TBC serta menempatkan TBC sebagai isu utama di semua sektor.
“Deteksi dini penularan tuberkolosis diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang permasalahan TBC,”kata Mamuaja saat membacakan sambutan Bupati Bolmut.
Diketahui, setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberkulosis sedunia, Sehingga Peringatan HTBS Tahun 2019 mengambil tema Saatnya Indonesia Bebas TBC, Mulai Dari Saya. Pelaksanaan kegiatan HTBS tahun 2019 dapat dijadikan sebagai momentum dimana kesadaran masyarakat tentang bahaya TBC meningkat dan dilakukan melalui aksi Gerakan Temuan TBC Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC). Diharapkan kegiatan ini dapat dilanjutkan secara berkesinambungan menjadi kegiatan yang terintegrasi dengan Germas dan Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga (PISPK).
“Adapun makna dari tema ini adalah saatnya Indonesia bebas TBC, mengingatkan kembali kepada seluruh pihak bahwa ini adalah waktunya berbuat lebih untuk mencapai eliminasi TBC, baik nasional maupun global. pada tahun 2030 kita ingin menciptakan Indonesia dan dunia terbebas dari TBC. Setiap individu dapat dapat berkontribusi secara aktif dalam pencegahan dan penanggulangan TBC.”Jelas Bupati.
Turut hadir Ketua TP PKK Dra. Hj. Ainun Pontoh Talibo, Ketua DWP Hj. Fitriani Nani Buhang, SE, Pimpinan Perangkat Daerah, serta para ASN.
(Jaya)