Rakornas yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke 46 tahun dihadiri kurang lebih dua puluh ribuan pengurus partai banteng bermoncong putih.
Kegiatan dibuka langsung oleh Megawati Soekarnoputri, dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden (Wapres) Mohamad Jusuf Kalla, Calon Wakil Presiden KH Ma’aruf Amin.
Pada kesempatan tersebut sebelum menyampaikan sambutannya, Ketua Umum PDIP ini mengucapkan terima kasih atas kehadiran para pejabat, petinggi negara, serta seluruh pengurus partai se Indonesia.
“Saya ucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran kalian pada HUT ke 46,” ucap Megawati yang diteruskan oleh juru bicara (Jubir) Bupati Bolsel Ahmadi Modeong kepada para insan pers.
Kata dia kepada para pengurus partai dan masyarakat Indonesia yang dibanggakan, hakekatnya PDIP adalah menuntaskan sejarah perjuangan dan cita Bangsa Indonesia.
“Komitmen terpenting PDIP memegang teguh Pancasila sebagai ideologi partai. Ini bukan sebagai alat kekuasaan, tapi sebagai alat perjuangan untuk rakyat Indonesia,” jelasnya.
Kata dia, PDIP terbuka bagi siapa saja. Disisi lain dia tidak menginginkan partai ini dihuni oleh kader karbitan, tetapi kader yang benar-benar punya komitmen dalam membangun negeri.
“Instruksi saya kepada seluruh kader yaitu selalu melakukan otokritik, lakukan perbaikan atas sikap dan tindakan langkah politik yang diambil,” jelasnya.
Kata dia lagi, PDIP menjalankan metode politik yang konkrit.
“Saya tegaskan, PDIP harus kembali menang dengan cara-cara konstitusional. Saat ini telah hadir PAC, oleh karena itu jangan merasa rendah diri walaupun kalian pengurus PAC dan ranting. Kita adalah sama hanya saja di wilayah kerja yang berbeda,” jelasnya.
Ditekankan dipakai PDIP tidak boleh ada diskriminasi politik. Kader partai itu adalah akar rumput yang berjuang sebagai garda terdepan.
“Kalian yang menyebabkan mesin partai tetap bergerak. Sesulit apapun mereka tidak pernah palingan hati dari partainya,” jelasnya.
Dijelaskan, fenomena politik terdahulu dan saat ini membuka pemikiran kita semua, Pancasila sebagai penuntun Negara, sebagai haluan pengambilan keputusan.
“Berpolitik harus dengan ideologi Pancasila. Ideologi yang benar akan melahirkan masyarakat yang sadar, karena itu Pancasila harus dijadikan suatu penuntun,” jelasnya.
Pancasila bukan hanya segumpal simbolik. Kepada semua kader baik di sekeliling dan legislatif saya tugaskan untuk menjalankan visi misi pembangunan yang ditugaskan oleh partai.
“Pembangunan nasional berdiri diatas kaki sendiri,” tandasnya.
Selain yang disebutkan di atas hadir pula mantan Wapres Trisutrisno, Hamzah Haz, Muhaimin Iskandar, pimpinan partai, menteri, pimpinan lembaga, gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakilnya Steven Kandouw, bupati, wali kota, dan sebagainya.
(cp)