BOLSEL, dutademokrasi.com—Desa Sidokarto, Kabupaten Sleman, Jogjakarta adalah tempat pertama yang dilaksanakan Study Banding (Stuban) oleh sangadi (Kepala desa,red) se-Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Selasa (29/11/2016), 76 dari 81 sangadi ini belajar tentang manajemen Pemerintah Desa (Pemdes) khususnya pengelolaan Dana Desa (DDs) dan Alokasi Dana Desa (ADD).
Mewakili Bupati H Herson Mayulu SIP, Asisten 1 Setda Bolsel Asyafri Kadullah dalam sambutannya, memaparkan tentang letak geografis dan topografi Bolsel. Bolsel kaya akan potensi alam yang belum digarap. Sehingga, para sangadi datang ke Sleman untuk mempermantap managemen desa. “Terima kasih Pemkab Sleman dan Pemdes Sidokarto yang sudah menerima dengan baik dan berbagi pengetahuan tentang managemen desa kepada para sangadi,” ucap Alsyari.
Mantan Kaban PMD ini berharap, stuban tersebut bisa menambah wawasan dan informasi kepada seluruh sangadi terlebih soal pengelolaan keuangan desa. “Bupati Bolsel sangat mendukung program pemberdayaan masyarakat. Para sangadi, manfaatkan apa yang didapat hari ini dan implementasikan di desa masing saat pulang nanti,” ujar Alsyafri.
Bupati Sleman Drs H Sri Purnomo dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bagian (Kabag) Pemerintah Desa (Pemdes) Sleman Mardiana SE mengatakan, kedatangan para sangadi Bolsel merupakan kebanggaan Pemkab Sleman. “Kita bersilaturahmi sambil berbagi pengetahuan dan pengalaman guna pembangunan pemerintah desa,” kata Mardiana.
Dikatakannya, sebelum penyusunan APBDes, masing – masing desa sudah dimintai perwakilan lima orang untuk mengikuti Bimtek pengelolaan Dandes dan ADD. “Termasuk pertanggungjawabannya. Perwakilan yang sudah mengikuti Bimtek, nantinya memaparkan kepada perangkat desa,” kata Mardiana.
Sementara itu, Kepala Desa Sidokarta Istiyarto Agus Sutaryo SE mengatakan tahun ini Sidokarto mengelola Dandes sekira Rp723 juta. Anggaran tersebut katanya, 76 persen dialolasikan untuk pembangunan fisik di 14 padukuhan, di Desa Sidokarto. “Sisanya program pemberdayaan masyarakat,” kata Sutaryo.
Saat ini katanya, proyek fisik dan program pemberdayaan masyarakat sudah mencapai 90,9persen. “Saya pastikan setengah bulan lagi semua selesai,” katanya.
Untuk Musrenbangdes, kata Sutaryo, digelar hanya untuk melegalkan saja. “Semua program sudah dibahas ditingkatkan padukuhan. Jadi saat Musrenbangdes, tidak masalah lagi,” katanya.
Sutaryo mengungkapkan, dalam pengelolaan keuangan perlu kedisiplinan perangkat desa. Bahkan katanya, Pemdes Sidokarto menggunakan Fingerprint untuk mengetahui kehadiran perangkat desa. “Setiap Senin ketua padukuhan wajib ikut rapat dan memasukkan SPJ anggaran yang sudah digunakan. Kamis rapat koordinasi umum terkait program. Semua administrasi harus tertib,” ujarnya.
Tahun 2017 mendatang, kata Sutaryo, Pemdes Surakarto sudah menggunakan sistem keuangan desa (Siskudes) online. Itu katanya, sesuai Pemendagri nomor 113 tahun 2014. “Siskudes optimal tahun depan,” katanya.
Kaban PMD Arsalan Makalalag dalam sambutannya meminta, para sangadi melihat dan memperhatikan apa yang bisa diadopsi di desa masing-masing. “Apalagi tahun depan, setiap desa di Bolsel akan mengelola anggaran sekira satu miliar,” ucapnya.
Terinformasi, setelah Jogja, hari ini Rabu (30/11/2016) para sangadi akan menuju Jakarta untuk menerima materi dari Kemendes. (firman)