Dutademokrasi.com – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dicetuskan oleh dua tokoh bangsa Husein Mutahar dan Idik Sulaeman Nataatmadja. Keduanya berjasa besar untuk kemajuan Paskibraka.
Mayor Husein Mutahar yang dikenal sebagai Bapak Paskibraka ini merupakan ajudan Presiden Sukarno. Kala itu tahun 1964 ketika Ibu Kota pindah ke Yogyakarta, Presiden Sukarno memerintahkan Mutahar untuk menyiapkan petugas pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta untuk memperingati HUT ke-2 RI.
Perintah Sukarno ini menjadi ujung tombak lahirnya gagasan Pasukan Pengibaran Bendera Pusaka (Paskibraka). Mutahar lalu menyiapkan lima orang pemuda yang berdomisili di Yogyakarta untuk mengibarkan bendera. Mereka terdiri dari 3 putra dan 2 putri.
Mutahar yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 5 Agustus 1916 itu diberi mandat mengurus upacara pengibaran bendera hingga tahun 1949. Namun saat Ibu Kota dipindah ke Jakarta tahun 1950, pengibaran bendera tak lagi ditangani Mutahar, tapi diambil alih oleh Rumah Tangga Kepresidenan hingga tahun 1966.
Saat Presiden RI dijabat Soeharto di tahun 1967, Mutahar diminta kembali untuk mengatur acara pengibaran bendera. Berbeda dari sebelumnya, jumlah personel kali ini jumlahnya 70 anggota yang terdiri dari pemuda dari SMA dan kampus dari berbagai provinsi.
Dikutip dari forum paskibraka. Mutahar adalah penggagas Paskibra dan berhasil menciptakan latihan mental-spiritual “Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila” untuk melatih kepemimpinan yang profesional dan berdisiplin tinggi.
Mutahar menghembuskan nafas terakhirnya di usia 88 tahun di Jakarta 9 Juni 2004 karena sakit. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Sama dengan Mutahar, Idik Sulaeman yang merupakan adik didik Mutahar di Paskibraka ini juga sangat berjasa besar. Tahun 1967 akhir Idik diangkat menjadi Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan. Saat itulah dia banyak membantu Husein Mutahar dalam mewujudkan gagasannya membentuk Paskibraka.
Idik yang mengusulkan nama Pasukan Pengerek Bendara Pusaka agar diubah menjadi Paskibraka. Idik juga membuat seluruh kelengkapan Paskibraka mulai dari lambang, sistem/metode pelatihan, silabus, atribut dan seragam yang dikenakan Paskibraka hingga saat ini.
Idik lahir di Kuningan, Jawa Barat 20 Juli 1933. Idik meninggal pada tahun 2013 dan meninggalkan satu orang istri, 3 anak dan 6 cucu.
Mutahar dan Idik merupakan tokoh penting di balik Paskibraka yang selalu bekerja dengan keras, ulet, dan tanpa pamrih. Mereka akan terus di kenang dan menjadi panutan bagi seluruh Paskibraka di Tanah Air.(Jaya)