BOLSEL, dutademokrasi.com— Keterlambatan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (RAPBDes) 2018, yang disusun oleh masing-masing desa, dapat dilihat dari berbagai aspek yang menunjang. Salah satu diantaranya, minimnya tenaga teknis yang bisa membantu aparat desa dalam melakukan penyusunannya.
Hal ini disampaikan oleh salah satu Kepala Desa (Sangadi,red) di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Kata Sangadi Desa Tolotoyon Kecamatan Pinolosian Ramdan Makalalag belum lama ini, dalah satu kendala desa dalam menyusun RAPBDes, kurangnya tenaga teknis yang bisa digunakan oleh desa dalam melakukan berbagai penghitungan anggaran yang akan digunakan oleh desa dituangkan dalam RAPBDes.
“Desa tidak ada tim teknis yang bisa membantu melakukan penghitungan anggaran yang digunakan dituangkan dalam RAPBdes. Ini menjadi salah satu kendala yang dijumpai oleh desa,” kata Ramdan Makalalag.
Meskipun demikian, desa tetap berusaha untuk mengakomodirnya melalui bantuan baik dari daerah maupun dari Pendamping Desa yang tersedia. “Kalaupun kami menggunakan tenaga pendamping ataupun dari instansi teknis daereah, tentunya ada upah yang harus kami keluarkan. Nah, ini tidak teranggarkan dalam APBDes. Makanya kami sedikit mengalami kesulitan dalam menanganinya,” terangnya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala DPMD Deki Paputngan. Diakuinya, Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan memang masih kurang tenaga teknis yang memiliki kompetensi dalam penyusunan draft anggaran Dana Desa. “Memang ini juga menjadi kendala. Desa juga tidak ada anggaran untuk mengakomodir itu. Sementara menjadi kebutuhan juga dalam proses penyusunan draft anggaran yang akan digunakan dalam setiap pelaksanaan kegiatan,” ucap Deki Paputungan. (cp)