BOLSEL, dutademookrasi.com— Ada tiga usulan pembangunan Bandar Udara (Bandara) di Sulawesi Utara (Sulut) yang diterima oleh Gubernur Olly Dondokambei. Ketiga Bandara ini terdiri dari Bandara Marore, Bandara Kabupaten Bolsel dan Bandara Kabupaten Bolmong. tiga usulan tersebut, dikeluarkan rekomendasi untuk pengusulan ke Pemerintah Pusat.
Dikatakan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Bolsel ke-9 di Ruang Paripurna Kantor DPRD, Jumat (21/7/2017). Katanya untuk saat ini, Gubernur Olly Dondokambei telah mengeluarkan rekomendasi untuk ketiganya. “Yang belum terlalu prioritas, Bandar Udara marore. Sudah diusulkan dan rekomendasinya juga sudah dikeluarkan. Menjadi prioritas usulan Bandara di Bolaang Mongondow Raya, yakni Bolsel dan Bolmong,” kata Steven.
Wagub menilai, dari skala prioritas dengan penghitungan jarak tempuh dengan Pemerintah Provinsi, Bandara untuk Kabupaten Bolsel lebih layak. “Saya berangkat dari Manado menuju Bolsel, sengaja perintahkan sama sopir Kilometernya dikasih nol agar bisa diketahui berapa jauh jarak tempuh yang harus kita lalui. Ternyata kurang lebih kita menempuhnya dengan jarak 250 kilometer dengan waktu empat jam lebih,” kata Steven.
Namun katanya tidak menutup kemungkinan, Kabupaten Bolmong juga bisa memperolehnya. Alasannya rekomendasi dikeluarkan keseluruhan oleh Gubernur. “Kalau di Bolmong, sudah menetapkannya dalam APBD untuk pembebasan lahan. Namun yang menjadi kendala, tempat pembangunannya, berdiri perusahaan semen PT CONCH. Faktor udara dalam sistem penerbangan itu, harus sesuai dengan kajian yang ada. Nah, kalau perusahaannya beroperasi jelas saja, penerbangan akan mengalami gangguan,” jelas Steven.
Lanjut Wagub, Untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), belum ada pembebasan lahan untuk pembuatan bandara. “Silahkan Pak Bupati, percepat apa yang menjadi usulan tersebut. lahannya harus jelas. Tidak ada masalah lagi di wilayah, karena itu adalah salah satu ketentuannya,” ungkap Wagub.
Hal lainnya yang menjadi pertimbangan Pemerintah Provinsi Sulut dengan keberadaan bandara di Bolaang Mongondow Raya, ketersediaan fasilitas kesehatan yang masih belum optimal. Dimana Rumah Sakit rujukan belum ada. “Setiap tahunnya, jumlah orang meninggal di Ambulance saat dirujuk di rumah sakit mengalami peningkatan. Solusi pembangunan Sulut, BMR harus punya rumah sakit rujukan yang menjadi acuan dari Lima Kabupaten/Kota. Lebih optimal lagi punya bandara. Misalnya di Bolsel, pasiennya gawat, harus dilarikan ke RS Kandou Manado, menempuh perjalanan Lima Jam paling lambat. Pasien paling gawat, tentunya belum sampai sudah meningggal duluan. Rumah Sakit rujukan dan Bandara, bisa menunjang kebutuhan masyarakat,” ucap Wagub. (firman)