UNTUK ketiga kalinya Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) mensponsori kegiatan Gebyar Ketupat 2017 yang diselenggarakan di Lapangan Desa Momalia, Kecamatan Posigadan (2/7/2017) kemarin. Hajatan yang merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Bolsel ini didukung penuh oleh pemerintah dan masyarakat.
Ketua Panitia Gebyar Ketupat yakni Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Resly Paputungan saat menyampaikan laporan panitia mengatakan, dalam Gebyar Ketupat ini dimeriahkan dengan beragam kegiatan. Sebut saja lomba stand yang diikuti 16 desa dan satu stand dari PGRI. Selain itu, ada juga kegiatan tradisional lainnya yakni tari dana-dana. Lanjutnya, Gebyar Ketupat Kabupaten dilaksanakan sejak tiga tahun lalu, bersamaan dengan dimasukkannya dalam agenda daerah.
Selain gebyar ketupat di Posigadan, sejumlah desa di kecamatan lain mulaibBolaang Uki, Helumo, Pinolosian dan Kecamatan Tomini juga mengadakan tradisi budaya tujuh hari setelah Idul Fitri tersebut.
Dalam keguatan hikmat ini, Pemkab menghadirkan Ustad Hajiri Saripi Lc yang membawakan tauziah terkait hikmah idul fitri. Menurut penceramah jebolan Universitas Kairo, Mesir ini, Iduk Fitri memiliki dua makna.
“Pertama Kembali kepada fitrah (kesucian) dan kembali sarapan pagi. Karena itu, dibhati iduk fitri sebelum kita menuju tempat shalat Ied, disunnahkan untuk sarapan seperti minum kopi atau makan nasi,” tutur Ustad putra asli Bolsel ini.
Dia juga menyampaikan dukungannya terhadap visi religius daerah yang diusung Bupati Hi Herson Mayulu dan Wakil Bupati Iskandar Kamaru. “Visi ini sangat tepat. Untuk mensukseskan itu, mari kita memulai mereligiuskan diri kita sendiri,” ucap Ustad yang juga menyampaikan hikmah ramadhan.
Sementara itu, Bupati H2M di awal sambutannya terlebih dahulu menyampaikan pesan terkait Ramadhan dan Idul Fitri.
“Ramadhan sebagai implementasi hablumminallah (hubungan manusia dengan tuhan) dan Idul Fitri lebih kepada silatirahmi sebagai implementasi hablumminannas (hubungan manuasia dengan manusia),” sahut Bupati dua periode ini.
Lanjutnya, dijelaskannya bahwa Kabupaten Bolsel merupaka daerah multikultural yang didiami beranekaragam etnis, yang kemudian melahirkan tradisi budaya, termasuk tradisi ketupat yang memiliki makna tersendiri.
Hari ketupat
“Hari ketupat merulakan budaya (sebagian besar) orang bolsel sebagai bentuk syukur karena telah melaksanakan ibadah di bulan suci ramadhan. Menyajikan ketupat dengan berbagai makanan tradisional dan disajikan secara terbuka kepada semua yang datang bersilaturahmi di hari ketupat tersebut,” terang Bupati yang kini juga mengeban amanah sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sulut dan sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulut tersebut.
Dikatakannya, Pemkab sangat mendukung sehingga memasukkan Gebyar Ketupat dalam agenda Pemkab sebab kata orang nomor satu ubi, warisan budaya patut dilestarikan.
“Gebyar ketupat ini sukses. Terima kasih kepada sangadi dan seluruh warga yang turut berkontribusi untuk hari ketupat sebagai agenda daerah,” ucap Bupati.
Di akhir sambutannya, H2M kembali menyisip pesan religius. Dikatakannya sesuai Sabda Rasulullah, bila mana bertemu kedua anak cucu adam lalu berjabat tangan, sebelum dilepas kedua tangannya Allah telah menghapuskan dosa kepadanya. Ditambahkannya firman Allah bahwa Sungguh manuasia berada di lingkup kehinaan jika memutuskan tali silaturahmi.
Di sisi lain turut hadir Asisten II Pemprov Sulut, Muhammad Rudi Momoginta mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
“Menyambut positif dan apresiasi yang tinggi kepada pemkab dan masyarakat Bolsel atas dilaksanakannya hari ketupat. Suatu ajang silaturahmi ungkapan syukur kegembiraan bahkan suka cita yang telah menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadhan dengan mengekang hawa nafsu dalam mensucikan diri,” tutur Asisten II Pemprov membacakan sambutan Gubernur.
Terpantau, ribuan warga yang meyemut diapangan Desa Mamalia sangat antusias terhadap pelaksanaan tradisi di Bulan Syawal tersebut.
Turut hadir Pula Wakil Bupati (wabup) Iskandar Kamaru, Ketua DPRD Hi Abdi Van Gebel, Wakil Ketua DPRD Abdul Rajak Bunsal, Sekda Hi Indra Damopolii, Para Asisten, Staf Ahli, Pimpinan SKPD, Camat, Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat. (adve/firman)