BOLMONG, dutademokrasi.com– Bencana Banjir yang melanda Kabupaten Bolaang Mongondow berdampak pada kondisi pertanian di daerah. Akibat genangan air dan lumpur di areal persawahan di dataran Dumoga Raya mengancam hasil panen Lumbung Beras Sulawesi Utara.
Dari data yang ada di 57 Desa yang tersampak banjir dengan jumlah 175 Kelompok Tani dengan luas lahan 3810,55 Ha, sudah dapat dipastikan hasil panen akan mengalami penurunan. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian yang ada di daerah, terlebih pada tanaman padi sawah.
Kepala Dinas Pertanian Toni Toligaga mengatakan pihaknya masih sementara melakukan pendataan kelompok tani di wilayah yang areal lahannya terdampak bencana banjir. “Tim sudah mulai di lapangan. Pendataannya satu per satu dilengkapi dengan foto areal persawahan yang rusak. Rata-rata di wilayah Dumoga Raya ini, khusus tanaman padi sawah banyak yang rusak dan terancam gagal panen,” Kata Toni.
Kondisi ini tentu memprihatinkan. Dengan melihat Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai salah satu Lumbung Beras Sulawesi Utara, terancam dengan hasil pertanian yang gagal diakibatkan oleh bencana banjir. Hal ini disampaikan pula oleh Penjabat Bupati dr. Jusnan C Mokoginta MARS, Sabtu (29/06/2024).
“Sebagaimana kita ketahui, Dumoga ini adalah Lumbung Beras. Dengan kondisi seperti ini, tanaman warga banyak yang rusak. Bahkan ada yang gagal panen. Semua akan berdampak pada hasil nanti,” Kata Jusnan.
Melalui penerintab daerah tentunya, kendala yang terjadi ini dapat segera teratasi dengan baik. Program-program pemerintah terkait dengan penanganan dampak bencana akan dikomunikasikan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diakibatkan oleh bencana banjir ini. “Kita sudah buka komunikasi dengan pihak kementerian terkait, Mudah-mudahan akan ada solusi dalam menangani kondisi pertanian kita ini yang terancam gagal panen di lumbung beras,” Terang Jusnan.
Chandra Paputungan