BOLMUT,dutademokrasi.com –
Minimnya serapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021 triwulan 1 ini dipertanyakan oleh Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolaang Mongondow Utara.
Pasalnya, minimnya serapan anggaran ini dinilai sangat berdampak terhadap perekonomian ditingkat masyarakat yang ada di enam kecamatan yang sampai saat ini masih menggantung pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Perputaran uang ditingkat masyarakat Bolmut saat ini makin lesu akibat minimnya serapan anggaran, padahal saat ini kita sudah dipenghujung triwulan 1,” ujar Wakil Ketua II DPRD Bolmut, Saiful Ambarak kepada sejumlah wartawan, Selasa (16/03/2021).
Ambarak pun menjelaskan, sebagai wakil rakyat yang mempresentasikan masyarakat seperti yang diamanatkan oleh undang undang DPRD mempunyai hak untuk mempertanyakan kendala apa yang terjadi saat ini.
“Kita wajib tau kendalanya dimana sehingga bisa terjadi seperti saat ini, apakah karena masalah teknis atau kah administrasi ?? Karena keluhan masyarakat terkait perputaran uang yang melambat ini banyak kita temukan dilapangan, intinya mengeluh kapan perekonomian di Bolmut akan kembali normal,” jelas Ambarak.
Mantan Ketua DPRD Bolmut ini pun menyinggung soal sumber agggaran melalui Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum yang dinilai belum maksimal hingga saat ini, khususnya dua sektor yakni Pendidikan dan kesehatan yang menjadi prioritas Pemerintah belum terlihat maksimal.
“Sektor pendidikan dan kesehatan itu wajib sesuai amanat undang – undang, namun untuk belanja publik saja belum kelihatan maksimal juga,” ungkapnya.
Ambarak pun berharap, Pemda dapat merespon kondisi ekonomi yang terjadi saat ini, apalagi saat ini kita dihadapi dengan situasi pandemi COVID-19.
Sementara itu Sekertaris Daerah Bolmut, Dr Drs Asripan Nani M.Si saat dimintai tanggapan oleh sejumlah wartawan mengaku minimnya serapan anggaran pada triwulan 1 salah satunya karena proses lelang yang saat ini masih berjalalan.
“Yah, DAK masih dalam tahap lelang, sehingga serapan anggaran triwulan 1 ini masih rendah. Dan saat ini telah dipacu untuk diserap,” jelas Asripan.
(Jaya)