BOLMUT, dutademokrasi.com – Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bintauna angkat bicara terkait adanya tuduhan bahwa pihaknya melakukan pungutan liar kepada wali orang tua murid pada pelaksanaan Ujian Nasioanal Berbasis komputer yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan April mendatang
Meskipun membenarkan kebijakan itu. Namun, ia membantah jika pihaknya sedang melakukan pungutan liar.
“Iya itu benar. Tapi itu bukan biaya Unjian Nasional, kami membahas kebijakan tersebut bersama pihak komite sekolah dalam rangka membenahi fasilitas simulasi ujian nasional yang memang anggaran simulasi tidak masuk pada pembiayaan dana Bantuan Operasional Sekolah atau biasa disebut BOS, “jelas Kepsek SMP Negeri 1 Bintauna, Dra Nurmila Datunsolang kepada dutademokrasi.com, Rabu (11/03/2020).
Dia pun menjelaskan, bahwa memang ada beberapa fasilitas yang akan digunakan pada pelaksanaan simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) mengalami masalah, beberapa perangkat computer mengalami kerusakan, instalasi jaringan inrternet pun panyak yang putus sehingga perlu diadakan perbaikan, selain itu dibayarkan untuk honor teknisi dan pengawas dalam penyelenggaraan simulasi sehingga diputuskan dalam rapat terkait kebijakan tersebut.
“Kasiang to simulasi nda ada anggaran kong torang mo biayai pake apa itu teknisi dengan pengawas, sehingga dibebankan kepada orang tua siswa dan kami tidak memaksakan apabila ada orang tua wali murid yang membayar sesuai kesepakatan 115 Ribu tersebut, yang penting ikhlas, dan saat ini saja baru ada 15 orang tua siswa yang sudah menyetor dari 118 siswa yang akan melaksanakan ujian nasional,”ungkap Datunsolang.
Nurmila pun menegaskan untuk pelaksanaan ujian nasional nanti tidak ada pungutan karena sudah dianggarkan dengan dana BOS.
(Jaya)