BOLMONG, dutademokrasi.com – Sempat teduh hanya berapa hari daratan Dumoga kembali panas pada jumat, (18/10/2019) sekitar pukul 11.30 wita masyakarat Dumoga mulai bergerumbul memotong pohon dan memblokade Jalan Trans Sulawesi AKD.
Pemblokiran tersebut merupakan bentuk protes masyarakat Dumoga atas dijemputnya 3 (tiga) warga Dumoga untuk di mintakan keterangan oleh penyidik.
Hal tersebut disampaikan langsung sangadi Dumoga induk Harmoni Manggopa saat di konfirmasi dutademokrasi.com, Jumat (18/10/2019).
“Pagi tadi Polisi menjemput 3 Warga Dumoga untuk dimintakan keterangan oleh penyidik. Kejadian tersembut sontak buat Warga tidak terima dan langsung lakukan pemblokiran,” Ujar Harmoni.
Harmoni juga mengungkapkan, setelah lakukan dialog dengan Kepolisan Polsek Dumoga Timur akhirnya 3 warga tersebut dipulangkan.
“Masyarakat meminta kepada Ibu Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow, hadir di Dumoga untuk sama-sama mencari solusi dan menyelesaikan konflik antara Desa Dumoga dan Tambun. Masyarakat juga meminta Bupati bisa melepaskan 3 warga Dumoga yang masih ditahan di Kapolres Kotambagu,” Kata Harmoni saat menyampaikan permintaan masyarakat.
Sementara Kapolsek Dumoga Timur AKP Hanny Lukas saat dikonfirmasi, membenarkan peristiwa itu.
“Ricuh hari ini hingga blokade jalan bukan lantaran tawuran antar kampung dengan Desa Tambun seperti kabar yang beredar, namun aksi protes massa dari Desa Dumoga itu karena menolak tiga warganya diamankan oleh Kepolisian,”Jelas Lukas.
Mantan Kasie Propam Polres Manado ini pun menjelaskan bahwa semalam sempat terjadi kericuhan Desa Dumoga dan Tambun, tetapi mampu diredam oleh petugas yang siaga di tempat ini.
“Diambilnya keterangan 3 warga itu untuk memenuhi proses penyelidikan atas kasus ricuh Dumoga-Tambun beberapa waktu lalu, dan Blokade ini bukan dikarenakan tawuran antara desa,” tegasnya
Sebagai informasi, Hingga Berita ini turun, kondisi bisa dikenalikan, akses jalan pun sudah bisa dilewati.
(try01)