BOLMONG, dutademokrasi.com— Launching Vaksin Corona Virus Disease (Covid) 19, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow digelar Jumat (5/02/2020). Pelaksanaan diikuti oleh Bupati Dra Hj Yasti S Mokoagow, Wakil Bupati Yanny R Tuuk, Sekretaris Daerah (Sekda) Tahlis Gallang SIP MM, Para Asisten dan staf ahli, Kepala-Kepala Dinas dan Unsur Forkopimda, Ketua DPRD Welty Komaling, serta para petugas kesehatan.
Dalam launching vaksin tersebut, protokoler pelaksanaannya tetap diaksanakan dengan baik oleh petugas kesehatan daerah sesuai dengan ketentuan nasional. Empat tahapan proses vaksinasi dijalankan dengan baik. Proses pemeriksaan yang dilakukan petugas kesehatan mendeteksi Bupati Dra Hj Yasti S Mokoagow dan Ketua DPRD Welty Komaling tidak dapat menerima vaksinasi covid 19. Gangguan kesehatan keduanya mengharuskan petugas kesehatan menolak melakukan vaksin tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bolmong dr Erman Paputungan menyebut jumlah vaksin yang diterima Kabupaten Bolmong berjumlah 2000 dosis. Vaksin tesebut saat ini sudah mulai didistribusikan ke sejumlah Puskesmas. Dari jumlah yang ada ini, masih akan diprioritaskan untuk pejabat daerah, serta 985 tenaga kesehatan.
Erman menjelaskan, pemerintah telah menetapkan kelompok prioritas penerima vaksin Covid -19. Penyuntikan vaksin Corona akan diberikan pada kelompok, seperti tenaga kesehatan, pejabat publik, dan sejumlah tokoh agama di daerah. Namun, tak semua orang dari kelompok tersebut dapat disuntik vaksin Corona. Pasalnya, salah satu syarat penerima vaksin Corona adalah tubuh harus dalam kondisi sehat.
“Jadi syaratnya yang pertama kita harus sehat. Sehat secara umum, artinya bukan berarti harus 100 persen fit atau harus tidurnya cukup. Nggak. Yang penting sedang tidak sakit,” kata Erman menjelaskan.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Dra Hj Yasti S Mokoagow mengatakan dirinya belum bisa menerima vaksin tersebut. “Saya tak lolos disuntik vaksin. Karena setelah diperiksa, dokter menganjurkan untuk berobat karena memiliki penyakit bawaan,” ucap.
Padahal sebelumnya kata Yasti, sejak awal dirinya berkeinginan menjadi orang pertama untuk disuntik vaksin. “Dari awal saya ingin sekali divaksin. Tapi kondisi bawaan penyakit yang mengharuskan tak bisa dilakukan. Ini memang menjadi ketentuan kesehatan,” terang Yasti.
Menurutnya pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung. Yasti menjelaskan, vaksinasi dilaksanakan untuk melengkapi upaya pencegahan penyakit Covid-19, seperti memakai masker, mencuci tangan, juga menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
“Vaksinasi atau imunisasi merupakan prosedur pemberian suatu antigen penyakit, biasanya berupa virus atau bakteri yang dilemahkan atau sudah mati. Tujuannya adalah untuk membuat sistem kekebalan tubuh mengenali dan mampu melawan saat terkena penyakit tersebut,” paparnya.
Meski begitu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir terkait vaksinasi yang dicanangkan oleh pemerintah. Selain sudah dinyatakan halal oleh MUI, juga sudah dinyatakan aman oleh BPOM.
“Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh jika Anda mendapat vaksin Covid-19. Sehingga masyarakat tak perlu ragu. Vaksin ini aman dan halal,” sambungnya.
Vaksinasi untuk tenaga kesehatan dilakukan secara serentak di masing-masing Puskesmas dan Rumah Sakit. Pencanangan vaksinasi ini tahap I ini ditargetkan tuntas sesuai dengan kebutuhan yang disediakan.
“Setelah empat belas hari kemudian, vaksin tahap II akan kita lakukan bagi yang telah menerima vaksin pertama ini,” ujar Kadis Kesehatan dr. Erman Paputungan.
Selain pejabat daerah dan tenaga medis, Ketua Tim Penggerak PKK Lesly L Kaligis dan Ketua DWP Win Ponuntul juga menerima vaksinasi dari petugas kesehatan. selain itu pula, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bolmong dr. Sahara Al Bugis juga divaksin covid 19. (advetorial)