Oleh : Subagio Manggopa
CATATATAN, dutademokrasi.com— Membincangi pendidikan memang tidak pernah ada habisnya. Dalam berbagai medium apapun baik itu dalam buku maupun film selalu saja memindai realitas baru tentang pendidikan dari berbagai wilayah di Indonesia termasuk di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Apalagi mengenai berbagai persoalan yang melingkupinya, narasi pendidikan selalu menguras energi tenaga dan pikiran. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan orang banyak. Karena begitu pentingnya, pendidikan bahkan diklaim dapat merubah masa depan seseorang. Hal inipula yang dipahami oleh para tokoh bangsa dan menjadi agenda penting dalam pembangunan Indonesia pasca kemerdekaan.
Jika menilik sejarah, sejak tahun 1984 Pemerintah sudah mengupayakan cara agar seluruh masyarakat Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang lebih layak. Upaya ini mengacu pada perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh anak bangsa. Kemudian, dilanjutkan Program Wajar (Wajib Belajar) 9 Tahun. Dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) semua wajib bersekolah. Program ini berlangsung hingga saat ini.
Namun, tentunya sukses program tersebut harus pula didukung oleh sarana pendidikan yang memadai. Ketersediaan guru sampai di pelosok desa terpencil serta pemberian tunjangan daerah terpencil harus juga diperhatikan. Bukan rahasia umum lagi, banyak sekolah di daerah terpencil tidak memiliki fasilitas listrik dan internet. Sarana prasarananya hanya seadanya. Tak hanya sarana prasarana yang kurang tetapi gurunya pun kurang. Praktis hanya mengandalkan tenaga honorer yang dibiayai oleh Sekolah melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Sehingga itu, saya kira agenda penting yang perlu menjadi prioritas adalah sarana dan prasarana serta terpenuhinya tenaga pengajar di desa-desa terpencil. Memang, dalam hal pemenuhan guru, setiap daerah akan mengalami kesulitan. Kurangnya guru serta kebijakan moratorium menjadi faktor kendalanya. Akan tetapi, saya kira setiap daerah sudah memiliki formulasi untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Di Kabupaten Bolaang Mongondow misalnya, melalui Dinas Pendidikan dibeberapa tahun terakhir ini sejak Kepala Dinas Pendidikan dipimpin oleh Renti Mokoginta (RM) berbagai terobosan pun terus dilakukan.
Dan paling gress, kunjungan ke sekolah-sekolah di daerah terpencil beberapa bulan terakhir ini terus dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui persoalan pendidikan di pelosok desa-desa terpencil. Termasuk ketersediaan guru, bangku, meja, buku-buku dan berbagai infrastuktur lainnya. Terbukti, dari beberapa kunjungan tersebut, salahsatu permasalahan seperti; penyebab terjadinya anak putus sekolah di desa-desa terpencil karena tidak memiliki sekolah lanjutan. Sehingga itu, inisiatif untuk mendirikan sekolah ‘satu atap’ (satap) pun langsung direalisasikan dengan dibukanya penerimaan siswa baru ditahun pelajaran yang baru. Dengan begitu, pendidikan tetap berjalan dan anak-anak tetap bisa bersekolah.
Akan halnya, ketersediaan sekolah lanjutan, Kadis RM juga telah mengupayakan ketersediaan guru di desa-desa terpencil. Karena dengan adanya pemberlakuan zonasi, praktis harus pula diikuti dengan langkah redistribusi guru berkualitas, pembenahan sarana dan prasarana di semua sekolah serta pemberian tunjangan daerah terpencil bagi guru yang mengajar di sekolah-sekolah terpencil. Semua itu, akan menjadi agenda prioritas Dinas Pendidikan agar pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow benar-benar dapat terwujud dengan baik. Dan semua anak-anak Bolaang Mongondow dapat memperoleh pendidikan yang lebih layak.
Selain itupula, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mondondow juga ikut mensukseskan program Nasional, seperti ; Ujian Nasional (UN), pemberlakuan kurikulum pendidikan, pembangunan sarana dan prasarana, PIP (Program Indonesia Pintar) dan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) serta program-program pendidikan lainnya yang dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pun demikian, program pemerintah daerah melalui visi-misi Bupati, yakni; Pendidikan gratis, Beasiswa untuk mahasiswa melalui Program Anak Asuh Pemerintah Daerah dan Kerjasama dengan perguruan tinggi ternama di Indonesia serta bantuan seragam gratis untuk anak sekolah juga terus diupayakan dan direalisasikan. hhmpp…hebat bukan?
Akhirnya, Mewujudkan Pemerintahan yang bersih serta berdaya saing di bidang pendidikan dapat terwujud dengan tekad dan kemauan besar. Tentunya, dengan pemimpin yang besar dan ikhlas dalam bekerja seperti yang dilakukan oleh Renti Mokoginta. Dan kita pun, bisa menikmati Pendidikan yang sama, berkeadilan. “Sama rata, sama rasa”. Tetaplah jadi penerang dan menginspirasi banyak orang, Renti Mokoginta. (**)
Setuju skali sarana dan prasarana hal yg penting utk mewujudkan pemerataan pend di kab Bolmong agar seluruh siswa bisa merasakan hal yg sama,berkeadilan. Sy sgt mengapresiasi utk semua usaha dan program2 dr Kepala Dinas Pendidikan Bpk Renti Mokoginta S.Pd.M.Ap. Harapan sy kirax semua sekolah khususnya SMP apalagi yg negeri bisa mendpt bantuan komputer utk pelaksanaan AKM pengganti UNBK karena setiap thn ketiidakadaan sarana ini menjadi kendala yg cukup serius bagi sklh. Sblmnya sy mhn maaf utk usulan ini jika direalisasikan kami sangat senang dan berterima kasih
Akan Kami Teruskan….