BOLMUT,dutademokrasi.com – Penyebaran wabah virus corona ,khusus di Sulawesi Utara (Sulut) terus mengalami angka kenaikan, namun sangat disayangkan dibalik angka kenaikan virus corona ini dimanfaatkan oleh sejumlah oknum petugas Puskesmas dikabupaten Bolaang Mongondow Utara untuk maraup keuntungan dengan cara berbisnis rapid tes.
Pasalnya, tes cepat menggunakan rapid tes ini merupakan salah satu syarat untuk masuk ke daerah lain ditengah pandemi COVID-19 ini seperti Provinsi Gorontalo.
“Kami mendapatkan informasi adanya bisnis Rapid tes yang dilakukan oleh petugas kesehatan disalah satu Puskesmas, harganya pun sangat fantastis karena dipatok Rp 650 ribu untuk satu kali rapid, sehingga kami meminta pihak Dinas Kesehatan untuk telusuri oknum oknum tersebut,”Kata Wakil Ketua I DPRD Bolmut, Drs Salim Bin Abdullah kepada dutademokrasi.com belum lama ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bolmut, dr Jusnan C Mokoginta MARS membantah adanya bisnis rapid tes yang dilakukan oleh stafnya ditengah pandemi COVID-19 ini.
“Sejak dari awal saya telah mewantI wanti staf saya dan petugas kesehatan untuk tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk berbisnis rapid tes mengingat ketersedian stok rapid sangat terbatas dan kalaupun ada oknum petugas yang memanfaatkan tersebut, saya tidak segan – segan melaporkan yang bersangkutan untuk diproses secara hukum, dan itu akan saya telusuri,”jelas Jusnan.
Jusnan pun mengungkapkan, soal gratis rapid tes bagi masyarakat Bolmut tidak berlaku pada masyarakat yang ingin berpergian ke luar wilayah Bolmut.
“Rapid tes gratis bagi masyarakat yang mengalami gejala COVID-19, seperti Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pengawasan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bukan untuk masyarakat pelaku perjalanan karena stok rapid kita hanya terbatas,”tutup Mokoginta.
(Jaya)