BOLMUT, dutademokrasi.com – Kepala Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow Utara, dr Jusnan C. Mokoginta MARS, angkat bicara terkait proses pemakaman yang berlangsung sesuai protap COVID-19 didesa Ollot, Senin malam (11/05/2020).
“Dinkes Bolmut sudah turun tangan melakukan klarifikasi terhadap masyarakat dan keluarga didesa tersebut, bahwa sampai dimakamkan tadi malam belum ada bukti bahwa almarhum RW adalah pasien COVID-19, dan sampai saat ini belum ada informasi hasil Swab yang menentukan bahwa Almarhum apakah COVID-19 atau tidak,,”kata Jusnan kepada dutademokrasi.com, Selasa (12/05’2020).
Jusnan pun menjelaskan, bahwa almarhum sampai meninggal dunia di Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo tanggal 11 Mei kemarin status pasien adalah PDP. Artinya bukan COVID-19 atau biasa disebut virus corona seperti yg diduga masyarakat dan kebanyakan orang lainnya, Karena dari data yang ada di Rumah Sakit karena sebelum pasien meninggal ada gambaran Pneumonia atau infeksi di Paru paru yang masih perlu dicari tahu lagi jenis kuman penyebab infeksi tersebut, dengan hasil labolatorium PCR.
“Masyarakat jangan salah artikan status pasien PDP itu bukan penyakit COVID-19, dan untuk prosedur pemakaman COVID-19 tersebut adalah keputusan dari tim dokter Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo, dan Dinkes Bolmut hanya menindak lanjuti apa yang disampaikan oleh pihak Rumah Sakit bahwa untuk pemakaman almarhun harus dilaksanakan prosedur pemakaman COVID-19, sehingga masyarakat jangan salah artikan pemakaman protap COVID-19 itu bahwa almarhum positive COVID-19,”jelas Kadis Kesehatan.
Jusnan pun menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan jangan panik. Berikanlah kepercayaan pada pihak yang berkompeten untuk menangani masalah yang timbul seperti ini, dengan tetap melakukan langkah langkah pencegahan seperti pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan melakukan soscial dan physical distancing agar kita terhindar dari virus corona ini.
“Marilah kita support keluarga yang tertimpa musibah agar tidak panik dan bingung. Memang banyak yang salah pengertian dalam masalah ini,”Kunci jebolan Strata dua Kajian Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia (UI) Salemba tersebut.
(Adve/Jaya)