BOLSEL, dutademokrasi.com –Wakil Bupati (Wabup) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Iskandar Kamaru SPt Selasa (6/12) kemarin, mengikuti workshop advokasi eksekutif dan legislatif dalam rangka dukungan alokasi dana APBD bagi pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) regional II tahun anggaran 2016 di Denpasar, Bali.
Workshop yang digagas Kemendagri Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah III Ditjen Bina Pembangunan Daerah, juga dihadiri Kabid Bina Marga Dinas PU Bolsel, Nusrin Karim, Sekretaris Bappeda Bolse, Ir Wayan Sukiastana, 7 Bupati/Wabup dan 9 Ketua Dewan penerima program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Kepala Bappeda Ir Putu Astawa MMA mewakili Gubernur Bali saat memberikan sambutan mengucapkan selamat datang kepada peserta. Dengan adanya kegiatan selaku pemerintah ingin menciptakan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Momentum pertemuan kali ini penting sekali dalam upaya pemerintah menciptakan kualitas sumber daya manusia terutama dari aspek penyehatan lingkungan. Bagaimana air yang diminum keluarga miskin itu berasal dari sumber air yang higenis, bersih, terlindungi. Begitu pun MCK. “Karena kalau itu tidak ada penyehatan lingkungan tidak terkelolah dengan bagus dan mereka akan mudah terserang penyakit. Mudah-mudahan pertemuan di bali ini akan memberikan spirit dalam melahirkan kegiatan yang inovatif, dapat menyetuh persoalan masyarakat kita yang kurang mampu,” terangnya.
Sementara Perwakilan dari Kemendagri Eduard Sigalinging juga mengatakan bahwa indonesia harus menjalankan peranan penting dalam mencapai target ketersediaan air dan sanitasi dengan indikator-indikator, rumah tangga dengan akses air minum bukan air bersih. “Ini menjadi momentum positif bagi kepala daerah jika berhasil melaksanakan program dan target selama 5, 10, 15 tahun kedepan,” jelasnya.
Terkait dengan upaya pencapaian target, pemerintah telah berusaha memajukan pembangunan yang berkelanjutan. Lingkungan merupakan faktor yang mengandung kesehatan. Akhir-akhir ini banyak masyarakat terkena penyakit yang diakibatkan kurang mengkonsumsi air bersih. “Dalam hal ini sanitasi masyarakat masih memanfaatkan melakukan buang air besar ditempat terbuka. Hal ini akan menimbulkan pencemaran pada permukaan tanah dan air,” katannya.
Sementara itu, wabup saat diberikan kesempatan bertanya mengatakan sangat mendukung kegiatan ini. Karena dari program ini, 15 desa di Bolsel akan mendapatkan pembuatan air bersih. 12 desa anggarannya bersumber dari APBN dan 3 desa APBD tahun 2017. “Tiga desa dari dana APBD tersebut yakni Desa Tobayagan, Kombot dan Pangia,” ungkap wabup.
Wabup juga mengusulkan kepada kementerian untuk dapat mempertimbangkan dana yang diberikan kepada daerah karena sangat kecil. Pasalnya, kalaupun program itu hanya sebatas penyambungan pipa kerumah-rumah bisa dilakukan, tapi kalau masih dibangun bak penampungan membutuhkan biaya lebih. “Ini mohon untuk dapat dipertimbangkan, apalagi daerah di sulawesi sumber airnya jauh,” tutup wabup. (firman)